Ternyata Tragis, Berikut Sejarah Monumen Palagan Lengkong

Ternyata Tragis, Berikut Sejarah Monumen Palagan Lengkong - GenPI.co BANTEN
Cagar Budaya Daan Mogot Palagan Lengkong, saksi perjuangan di masa mempertahankan kemerdekaan. Foto: GenPI.co/Andi Hidayat

GenPI.co Banten - Monumen Palagan Lengkong adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun untuk mengenang peristiwa heroik yang terjadi di wilayah Tangerang Selatan.

Monumen ini terletak di Jalan Bukit Golf Utara Nomor 2, Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Lokasi monumen berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Tangerang.

Monumen ini juga dikenal dengan nama “Taman Daan Mogot”. Nama Daan Mogot sendiri diambil dari nama seorang mayor yang pada saat itu terlibat pertempuran di kelurahan Lengkong Wetan. Ia adalah mayor yang mengalami nasib malang karena harus meninggal di usia muda. 

BACA JUGA:  Masjid Baitul Arsy Pasir Angin, Dibangun Waliyullah Banten

Pertempuran itu terjadi pada 25 Januari 1946, pada saat itu Jepang dan pasukannya masih memiliki camp militer yang cukup besar dengan persenjataan yang lengkap di bawah pimpinan Kapten Abe di wilayah Lengkong Wetan.

Sebagai upaya menghindari gencatan senjata dengan pasukan NICA, Tentara Republik Indonesia (TRI), di bawah pimpinan Mayor Daan Mogot membentuk tim khusus untuk melakukan negosiasi dengan Kapten Abe guna memperoleh tambahan senjata.

BACA JUGA:  Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli

Negosiasi itu berjalan lama sebab tersiar kabar bahwa tentara Belanda yang berkedudukan di Bogor akan menduduki wilayah Parung. TRI yang pada saat itu membutuhkan persenjataan, akhirnya meminta bantuan kepada serdadu Inggris berkebangsaan India untuk mengawal proses negosiasi tersebut.

Akhirnya, tentara Jepang yang setuju dengan alur negosiasi, menyerahkan persediaan senjatanya kepada TRI. Tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api yang mengeruhkan suasana, pasukan Jepang yang panik mengira bahwa letusan itu adalah tanda dari TRI. Dari kepanikan itulah pasukan Jepang menembaki pasukan TRI yang tidak siap memulai pertempuran.

BACA JUGA:  Menengok Silsilah Sultan Ageng Tirtayasa di Keramat Tajug

Dari kejadian tersebut, sebanyak 34 taruna gugur dan 3 perwira termasuk Mayor Daan Mogot juga harus gugur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya