Bersepeda Sambil Mengenal Wisata Sejarah di Tangerang

07 November 2021 00:00

GenPI.co Banten - Swiss German University (SGU) perkenalkan tempat-tempat bersejarah di Tangerang Selatan kepada masyarakat melalui kegiatan bersepeda.

Vice Rector for Academic Affair Swiss German University Dr Irvan S Kartawiria mengatakan, kegiatan bersepeda tersebut merupakan upaya untuk menarik minat wisatawan dalam mengenalkan tempat bersejarah di suatu daerah.

”Kita perlu mengenalkan kepada lebih banyak orang tentang tempat bersejarah di Tangsel apakah itu dijadikan tempat yang menarik untuk wisatawan datang,” katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (6/11).

BACA JUGA:  Pacu Adrenalin di Curug Cihear, Surga Tersembunyi di Lebak

Irvan menilai, kegiatan bersepeda menjadi rujukan rute sepeda di Kota Tangsel. Bahkan, besepeda bisa mendatangi tempat bersejarah untuk menambah ilmu.

”Kami sudah memperkenalkan rute bersepeda yang nyaman, sejuk dan juga segar udaranya dengan melintasi titik sejarah. Jadi tidak hanya dapat badan yang sehat tapi dapat cerita baru atau pandangan baru,” tuturnya.

BACA JUGA:  Semakin Lancar, Akses Jalan Wisata Pantai Anyer Dibeton

Rute yang dikunjungi adalah tempat bersejarah di Tangsel mulai dari Monumen palagan Daan Mogot di BSD, Rumah Belanda 1891 Cilenggang, Keramat Tajug, Monumen Perjuangan rakyat Serpong dan diakhiri di Taman Makam Pahlawan Seribu dengan tetap menerapkan protokol Covid-19. 

Sementara itu, Interim Vice Rector Non Academic Affairs Dr. Nila K. Hidayat mengatakan, jika terdapat tiga komponen penting peningkatan destinasi wisata atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Hal ini termasuk untuk pengembangan tempat sejarah sebagai destinasi wisata. 

BACA JUGA:  Bersantai di Saung Kirai, Wisata Lengkap Andalan Keluarga

”Saat atraksi kita tahu bersama bahwa setiap daerah pasti punya daya tarik atau keunikan atau keunggulan di masing-masing tempat. Saat berbicara masalah aksesibilitas artinya perjalanan menuju tempat itu harus diperhatikan apakah tempat itu mudah dicapai atau tidak," ujarnya. 

Sedangkan untuk amenitas, kata Nila sapaannya, adalah soal fasilitas pendukung. Hal tersebut dapat menjadi pendukung bagi tempat bersejarah yang sudah memiliki banyak keunggulan dan keunikan sebagai destinasi wisata. 

”Destinasi wisata itu mempunyai nilai sejarah ini menjadikan tempat itu memiliki keunggulan atau keunikan sehingga banyak wisatawan atau masyarakat sekitar menjaga, melestarikan dan menjadi daya tarik dikunjungi banyak orang," tuturnya. 

Diketahui, dalam kegiatan Jelajah Sejarah Tangsel tersebut diikuti juga oleh komunitas sepeda di Tangsel dan Jakarta yakni Gowes Cycling Club, Girigahana Cycling Team, Ojo Nelongso Ngepit dan Gowes Kemang. Kegiatan ini juga disponsori oleh Bamboonesia dan Gokskin. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN