Berlebihan Mengidolakan Artis, Jangan-jangan Anda Menderita Ini

14 Oktober 2021 02:00

GenPI.co Banten - pakah mencintai sesuatu secara berlebihan itu wajar?

Di kehidupan sehari-hari, salah satu contoh perilaku yang mencintai secara berlebihan adalah mengidolakan public figure.

Tentu Anda pernah melihat ada seorang fans fanatik yang berteriak histeris hingga pingsan hanya karena melihat idolanya turun dari mobil.

BACA JUGA:  Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli

Cinta mampu membuat orang mengeluarkan semua emosi yang terpendam dan tak tersampaikan.

Emosi terpendam itu bisa dilihat dalam bentuk rasa senang melihat idola. Juga dengan rasa marah ketika melihat idolanya dikomentari negatif di medsos sehingga merasa perlu menyerang balik si penghina.

BACA JUGA:  Masjid Baitul Arsy Pasir Angin, Dibangun Waliyullah Banten

Emosi menyerang balik inilah yang sering disebut dengan perilaku obsesif. Meski perilaku obsesif semacam ini dikonotasikan dengan buruk, tapi banyak yang tidak peduli bila dan bangga bila dirinya obsesif.

Seorang psikolog intuitif Dr. Carmen Harra, PhD menyebut perilaku obsesif tidak akan menjadi sesuatu yang positif.

BACA JUGA:  Waktu Terbaik Minum Kopi, Ternyata Bukan Pagi Hari

Berikut dampak perilaku obsesif:

1. Sulit dibuat bahagia

Dampak buruk dari perilaku obsesif adalah melemahkan semua kesenangan dalam hidup karena isi pikiran hanya berkutat tentang orang yang dikagumi.

Perilaku obsesif membuat semua hal di luar pusat obsesi sebagai hal yang kurang baik, nomor dua dan tidak penting.

Oleh karena itu, perilaku obsesif cenderung tidak mudah dibuat bahagia kecuali sang idola.

Tidak berkembang dan buang-buang waktu

Perilaku obsesif cenderung kurang wawasan dan mengalami kesempitan hidup.

Pikiran seseorang yang obsesif hanya berkutat pada objek obsesifnya saja. Hidup seseorang yang obsesif dihabiskan untuk melihat idola, memikirkan kata-kata idola dan bahkan memikirkan musuh idolanya.

2. Diserang fantasi

Perilaku obsesif memiliki beberapa tingkatan. Perilaku obsesif ringan masih dapat beraktivitas seperti biasanya.

Lain lagi dengan perilaku obsesif yang parah. Hidup penderita perilaku obsesif hanya diisi oleh sesuatu atau seseorang yang dikagumi.

Perilaku obsesif ini yang membuat penderitanya berlaku implusif, cenderung nekat, menghalalkan segala cara demi mendapat sesuatu yang dikagumi.

Jika apa yang diharapkan jauh dari kenyataan, maka yang muncul berikutnya adalah hayalan atau imajinasi tentang sosok yang dikagumi. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN