Wah, Kecanduan Game Masuk dalam Gangguan Mental Jenis Baru

23 Juni 2022 07:00

GenPI.co Banten - Game adalah salah satu alternatif mengisi waktu luang. Tapi, ketika terlalu berlebihan dalam bermain dapat mengakibatkan kecanduan game.

Saat ini game ditampilkan dengan kemasan yang menarik dan semakin mudah. Hanya tinggal buka smartphone, berbagai game tersedia.

Sehingga bukan tidak mungkin Anda tidak kecanduan game ketika di mana saja dan kapan saja Anda bisa bermain game.

BACA JUGA:  5 Cara Mudah Konsentrasi Belajar dengan Menyingkirkan Gangguan

Bahkan saat ini badan kesehatan dunia (WHO) telah menggolongkan kecanduan game sebagai gangguan mental.

Di tahun 2018, WHO telah menerbitkan buku panduan International Classification if Diseases (ICD-11) dengan memasukkan game sebagai gangguan jiwa baru, atau disebut dengan gaming disorder (GD).

BACA JUGA:  Jangan Berlebihan Konsumsi Teh Hijau, Penyebab Gangguan Kecemasan

Gaming disorder masuk di bawah kategori gangguan mental, perilaku dan perkembangan saraf, di bawah subketegori “gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif”.

Hal ini sekaligus menandai bila kecanduan game dapat disamakan dengan kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang.

BACA JUGA:  5 Ciri Penyakit Gangguan Kepribadian, Jangan Disepelehkan

Kecanduan game ditandai dengan ketidakmampuan diri dalam mengendalikan hasrat untuk bermain sehingga susah menghentikan perilaku tersebut.

Ciri kecanduan game adalah selalu menghabiskan waktu yang lama untuk bermain dengan durasi yang meningkat.

Mudah marah atau tersinggung ketika diminta berhenti bermain game dan selalu berpikir tentang game ketika sedang beraktivitas.

Oleh karena itu, tidak heran bila banyak orang yang menomorsatukan game dan tidak peduli apapun konsekuensi dan risikonya.

Kecanduan game dapat terjadi ketika sebuah benda yang dapat dimainkan dengan menyenangkan merangsang otak menghasilkan dopamin (hormon penguat bahagia).

Ketika kecanduan game, otak Anda terangsang untuk menghasilkan dopamin berlebihan dan mengacaukan kerja hipotalamus.

Inilah yang kemudian membuat orang kecanduan dan ingin merasakan lagi dan lagi. Sehingga untuk mendapat bahagia, dibutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya.

Dalam jangka panjang, lama kelamaan akan merusak sistem dan sirkuit reseptor motivasi dan penghargaan otak sehingga menyebabkan kecanduan.

Hal yang harus dipahami adalah, tidak ada larangan bermain game. Hnaya saja, jadikan bermain game hanya sebagai aktivitas mengusir stres.

Tapi, ketika berlebihan, akan berkembang menjadi kecanduan.

Agar dapat dikategorikan sebagai gameing disorder apabila kecanduan tersebut telah berlangsung selama 12 bulan dan menimbulkan gangguan berat pada pribadi pecandu. (Hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN