Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli

Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli - GenPI.co BANTEN
Museum Multatuli di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. (Foto: Instagram @museummultatulilebak)

GenPI.co Banten - Buku-buku sejarah di sekolahan tak mungkin alpa mencatat sosok Multatuli, nama pena Eduard Douwes Dekker di novel Max Havelaar.

Bila ingin mengetahui sepak terjang Douwes Dekker di Indonesia, tidak ada salahnya mengunjungi Museum Multatuli di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Museum ini didirikan sebagai sarana rekreasi dan edukasi tentang cikal bakal gerakan anti kolonialisme di Indonesia.

Sebagai pengarang, kontribusi Douwes Dekker dianggap sejarawan sebagai tonggak perlawanan terhadap kesewenang-wenangan penjajah.

Berangkat dari pengalaman hidupnya sebagai pegawai Kerajaan Belanda, tokoh asal Amsterdam ini memotret kemelaratan masyarakat Lebak akibat sistem cultuurstelsel (tanam paksa) yang digagas Gubernur Van den Bosch.

Penghargaan atas jasa-jasanya membangkitkan semangat pejuang kemerdekaan diabadikan dengan 34 artefak asli dan replika.

Sebuah patung Multatuli yang sedang membaca serta patung Saijah dan Adinda bakal menyambut kedatangan para tamu museum.

Setelah memasuki ruangan, terpampang wajah Multatuli dari kaca dengan sebuah pesan pendek bertuliskan “Tugas Manusia Adalah Menjadi Manusia”.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya