Masyarakat Badui Sajikan Tari Ngalage, Begini Kemeriahannya

02 November 2021 21:00

GenPI.co Banten - Kebahagiaan menyambut musim tanam padi diwujudkan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak dengan menampilkan “tari ngalage”.

Tari Ngalage adalah salah satu ritus adat sebagian masyarakat Jawa Barat sebelum memasuki masa tanam dan menjadi bentuk rasa terima kasih masyarakat kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri.

Tarian ini dimainkan sembari mengarak setumpuk padi yang dikaitkan di bambu untuk dibawa ke balai warga. Masyarakat Badui akan membawakan tarian ini sambil memainkan alat musik khas Badui, yakni angklung buhun dan dog-dog lonjor.

BACA JUGA:  Pasar Tenun Badui Menggeliat, Wow, Sebegini Penghasilan Perajin

”Kami merasa senang memasuki jadwal tanam padi huma sesuai kalender adat,” kata Santa, seorang petani Badui di Lebak, dikutip dari Antara, Selasa (2/11).

Upacara penanaman padi huma atau “ngaseuk” menggunakan kayu untuk melubangi tanah yang akan ditanami butiran gabah. Gerakan penanaman padi huma di ladang-ladang sudah dimulai pada awal November dan akan panen pada bulan Mei 2022.

BACA JUGA:  Nol Persen Corona, Ratusan Warga Badui Terima Vaksinasi

”Kami menghibur tarian ini agar gerakan tanam seluas satu hektare selesai hari ini dengan melibatkan puluhan warga Badui,” kata Santa.

Menurut warga Badui lainnya, Pulung, hiburan tari ngalage adalah hiburan masyarakat di tengah melaksanakan gerakan tanam padi huma.

BACA JUGA:  Bikin Haru, Menteri BUMN Bangun Rumah Suku Badui Korban kebakaran

Petani yang menyajikan hiburan ini, kata Pulung, adalah petani yang kondisi ekonominya cukup baik. Karena, menurut dia, untuk menghadirkan tari ini harus membayar pemainnya sebesar Rp1-1,5 juta.

Sedangkan petani yang tidak mampu, akan melakukan gerakan tanam secara mandiri.

Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan, saat ini jumlah penduduk Badui tercatat 11.800 jiwa dengan mengandalkan kehidupan pertanian ladang dengan menanam padi huma, hortikultura dan palawija.

Dari bercocok tanam di ladang itu mereka bisa memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi.

Jaro Saija menuturkan, masyarakat Badui tengah memasuki musim tanam padi huma dan di antaranya petani menampilkan hiburan tari Ngalage untuk penyemangat agar gerakan tanam bisa dirampungkan seharian.

Mereka petani Badui bercocok tanam padi huma di ladang dengan cara berpindah-pindah lahan agar tanamanya tumbuh subur dan menghasilkan ketahanan pangan.

Penanaman di ladang itu dengan pola sistem tumpang sari di satu kawasan menanam padi huma, jagung, kacang tanah, jahe, cikur dan pisang.

”Semua tanaman itu bisa menghasilkan panen kacang dengan waktu selama tiga bulan, padi huma enam bulan, cikur, jahe delapan bulan dan pisang setahun,” katanya menjelaskan. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN