GenPI.co Banten - Deretan bebatuan yang membentuk jalan setapak dan menanjak akan membawa pendaki dan peziarah ke puncak Gunung Karang.
Di ketinggian 1.778 mdpl, keindahan panorama alam dan legenda Sumur Tujuh menanti.
Sebenarnya Gunung Karang bukan termasuk salah satu gunung tinggi, tapi tak banyak yang berhasil mendaki sampai ke puncak.
Konon, hanya pendaki berhati bersih yang berhasil sampai ke puncak untuk mandi dan minum air keramat Sumur Tujuh.
Kalaupun berhasil mendaki ke puncak, terkadang pendaki atau peziarah turun dengan tangan hampa. Mereka tak berhasil minum dan mandi lantaran air Sumur Tujuh kering.
Beragam keganjilan dan berita kematian misterius para pendaki membuat gunung yang berada di antara Kabupaten Pandegelang dan Serang ini dikenal mistis.
Para peziarah kerap mengaitkan gunung ini dengan asal-usul keruntuhan kerajaan Hindu-Budha.
Perkiraan ini semakin menguat sejak ditemukan situs batu menhir di Pasir Peuteuy.
Masyarakat percaya, keberadaan sumur di puncak gunung tidak lepas dari peran Sultan Maulana Hasanudin.
Alkisah, Sultan pendiri Kerajaan Banten itu kehausan usai adu kesaktian dengan Pucuk Umun di puncak Gunung Karang.
Berkat izin Allah, tongkat miliknya ditancapkan ke tanah. Dari lubang itu kemudian menyembur mata air yang dapat digunakan untuk wudhu dan minum.
Para peziarah yang berhasil sampai ke puncak akan turun dengan membawa air sumur dengan botol air mineral.
Air itu kerap digunakan untuk pengobatan orang sakit atau hanya sekedar mencari berkah.
Tak heran jika Gunung tertinggi di Provinsi Banten ini jadi lokasi favorit untuk wisata religi.
Sebelum mendaki, para peziarah selalu mampir di surau tepat di kaki gunung. Mereka akan berdoa bersama memohon keselamatan dan kelancaran mendaki gunung.
Bahkan beberapa dari mereka ada yang membakar dupa terlebih dahulu sebelum mendaki. Hal ini dilakukan agar selamat sampai tujuan.
Mandi dan meminum Air Sumur Tujuh dipercaya mampu membersihkan diri dari aura negatif di dalam tubuh.
Masyarakat juga percaya air dari puncak gunung itu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan membebaskan diri dari pengaruh sihir.
Oleh karena itu, pengunjung yang dating dari tempat ini berasal dari berbagai daerah.
Karena selain mendapat pengalaman spiritual, pemandangan alam di gunung ini begitu memikat.
Terlebih lagi, gunung yang masih punya potensi meletus ini memiliki akses jalan yang tidak terlalu menanjak untuk sampai ke puncak.
Peziarah Gunung Karang tidak perlu khawatir kehabisan air selama ke puncak. Karena di sepanjang jalan, banyak ditemukan mata air dan juga melewati sungai kecil dengan air yang melimpah.
Agar lebih aman selama mendaki, para peziarah yang ingin ke puncak hendaknya melaporkan diri di pos penjagaan dan membayar biaya administrasi.
Meski gunung ini bisa didaki lewat banyak tempat, namun pengunjung diharapkan melewati jalur resmi.
Banyak pendaki tersesat ketika mereka menggunakan jalur sempalan atau jalan yang biasa dipakai orang kampung mencari kayu bakar. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News